Apa itu Depth of Field (DoF)?

Foto dengan objek utama tajam sedangkan latar belakangnya samar atau blur, selalu saja menarik perhatian. Terutama jika menginginkan fokus perhatian foto pada satu objek tertentu.
Foto semacam ini dinamakan foto yang memiliki “Depth of Field”.
Nah, yang akan kita bahas saat ini adalah bagaimana cara membuat foto dengan latar belakang blur, jadi bikin Dof dangkal.

Apa itu Depth of Field (DoF)?
Penjelasan sederhananya adalah sebuah area/bagian pada sebuah scene foto yang terlihat tajam, ato dengan kata lain Depth of Field (DoF) itu sendiri merupakan rentang kedalaman fokus pada kamera, semakin sempit DoF (Shallow DoF) semakin sedikit wilayah ketajaman foto.
Foto dengan “Shallow DoF” ini bisa dihasilkan dengan baik oleh kamera jenis SLR (contoh Nikon D40s, Canon EOS 350D, dsb) disini saya menggunakan canon EOS 400D. Sedangkan bila menginginkan latar belakang foto blur untuk foto yang diambil dengan menggunakan “Pocket Camera” (contoh Canon Power Shot A400, Sony cybershoot, dsb) bisa dibuat dengan bantuan digital tool seperti Photoshop. Namun sejauh pengalaman saya menggunakan pocket camera, pernah juga saya menemukan salah satu hasil jepretan dengan efek blur di latar belakangnya. Tanpa harus saya edit lagi untuk menciptakan blur di belakangnya.
Inilah contoh foto yang saya ambil dengan pocket camera “Sony Cybershoot“, macro mode on :
 
Sedikit mengutip dari bahasan Mba’ Dita (thanks ya mba’), coba kita perhatiin kamera masing-masing, coba diliat setting aperture-nya atau f-stop. Biasanya ditandai dengan icon AV atau A, berupa angka-angka 1.4, 1.8, 2.8, 3.5, 5.6, 7.1 , 8.0, dst. Kalo ngga ada, mungkin yang pake kamera pocket bisa cari settingan makro/close up, ada yang aperture-nya bisa di set.
Lalu bagaimana caranya mendapatkan DoF dangkal?
Settingannya : untuk mendapatkan DoF dangkal berarti kita harus bermain dengan aperture/f-stop. Semakin kecil angka f-stop yang kita gunakan, misalnya 1.8 atau 2.8 akan semakin blur backgroundnya.
Sementara, semakin besar angka f-stop yang digunakan, misal 10, maka background pun akan terlihat jelas. Kuncinya ini deh :
“Lower number, more blur. Higher number, more clear”
Sedikit informasi, kalo kita ngomongin soal DoF pasti ngga lepas dari istilah Bokeh (istilah fotografi yang berasal dari bahasa Jepang “Bokeaji” yang artinya blur, dan mulai populer sejak tahun 1996). Mungkin ada yang pernah denger? Ada kesalah kaprahan yang beredar bahwa DoF itu adalah Bokeh dan Bokeh itu adalah DoF.
Bokeh dan DoF emang saling terkait, dua-duanya juga berhubungan dengan aperture dan jarak ambil.
Kalo DoF itu berkaitan dengan bidang yang tajam, sedangkan Bokeh itu berhubungan dengan area out of focus atau blur. Jadi kalo kita lihat sebuah foto dengan obyek tajam dan background blur….nah yang dimaksud Bokeh itu adalah area yang blur itu.
Bokeh sendiri sekarang menjadi seni tersendiri. Kualitas Bokeh yang bagus tentunya juga tergantung dari lensa yang dimiliki. Penggunaan lensa tele. adalah lensa yang memiliki focal length yang lebar. Lensa ini mudah dikenali dari bentuknya yang panjang. Lensa tele memiliki efek mendekatkan dan dapat menghasilkan DoF yang sangat sempit.
Pernah lihat foto pemain sepakbola ditengah lapangan dengan latar belakang foto blur? atau stok foto selebriti Holywood yang dibuat paparazzi yang bernilai jutaan dollar itu? foto-foto itu kebanyakan dihasilkan dengan penggunaan lensa tele. Semakin panjang lensa tele yang digunakan dan semakin besar bukaan diafragmanya, membuat berbagai benda lain yang berada di latar belakang semakin blur. Penciptaan objek utama yang menonjol disertai latar belakang blur dengan menggunakan lensa tele panjang dan kombinasi bukaan diafragma besar, adalah cara yang paling umum digunakan oleh photographer professional untuk menampilkan objek utama agar tampak menonjol, tetap tajam dan menjadi pusat perhatian.
Selain lensa tele, seperti lensa fix yang saya punya gunakan dengan bukaan diafragma sampai F/1,6, hasilnya juga bagus, sukses membuat blur di latar belakang yang hasilnya bisa memang lebih bagus dibanding lensa kit 17-55mm yang saya pernah gunakan juga.
Konon, bokeh yang bagus itu yang blur obyeknya bener-bener udah gak terdefined lagi bentuknya, sisi-sisi dari obyek tidak nyata terlihat.
(nah untuk yg bginian saya belum pernah tuh bisa sampe tak terdifined lagi)
 —> Poor Bokeh

—> Neutral Bokeh
 
 —> Good Bokeh
 
Sepertinya cara nge-shoot juga berpengaruh untuk bisa dapetin DoF dangkal, jadi gini deh.. waktu mo nge-shoot tekan setengah dulu (halfway), nanti kan keliatan titik² merah (fokusnya) , nah dari situ jelas banget bahwa daerah yang terkena titik-titik itu bakalan terlihat tajem, sedangkan background sekelilingnya terlihat ngeblur. Kalo udah keliatan bgitu, tinggal ditekan shutternya.
Kita bisa milih² bagian mana yang ingin dibikin tajem, dan bagian mana yang ingin dibikin ngeblur. Ga harus benda yang di depan tajem, dan belakang blur. Namun bisa juga DoF dangkal berada di tengah, ato di belakang.
Ini beberapa foto hasil jepretan saya dengan DoF :
Gambar sale pisang di bawah ini, contoh DoF dangkal, sale pisang yang di depan terlihat tajam, namun bagian belakang dan sekelilingnya terlihat blur. (Canon EOS 400D lensa 17-55mm, F/3.0)

Kalo yang di bawah ini, sale pisang yang tengah terlihat tajam, sedangkan bagian depan dan belakang terlihat nge-blur (masih dengan jenis lensa & bukaan yang sama)

Gambar lumpia di bawah ini bagian dpn juga terlihat tajam dibanding di belakang sekelilingnya yang terlihat blur. Namun perbedaannya dengan gambar sale pisang di atas adalah lensa dan diafragma yang saya gunakan, untuk foto lumpia ini, lensa yang saya gunakan adalah lensa fix 55mm, F/2,8.

Nah,masih dengan lensa fix yang sama, gambar di bawah ini saya ambil dengan bukaan diafragma F/1,6. Terlihat jelas bukan, perbedaan efek bokeh di tiap-tiap penggunaan lensa dan bukaan diafragmanya.

Sedikit membantu..? Yuk, dipraktekin bareng² yuuk.. Kalo ada yang lebih jago, mohon share ilmunya yah, sekali lagi saya bukan orang yang canggih dalam hal per-fotografi-an, apalagi soal membuat tutorial. Jadi kalo ada yang kurang benar ato bahkan salah sama sekali dalam hal penulisan bahasan tentang DoF ini, saya mohon maaf.

Komentar