Dasar Photografi


Sebelum dikenalnya teknik Film, manusia lebih dulu mengenal teknik photografi, teknik ini lalu berkembang menjadi teknik film, pada dasarnya hal yang membedakan keduannya adalah pada hasil yang diperoleh, Photografi hanya menghasilkan satu gambar tunggal (still image), atau kita kenal dengan foto, lain halnya dengan sinema yang menghasilkan serentetan gambar yang diputar pada kecepatan tertentu sehingga menghasilkan gambar bergerak. Kenapa fotografi sangat mendukung dalam film, karena ada sebagian besar dalam dasar photografi sangat mendukung / membantu teknik dalam pembuatan film, seperti Framing dalam kamera, Angel (Sudut pandang), mood gambar, lighting dan lainnya. Berikut kita akan mempelajari lebih dalam mengenai hal tersebut.
1. Sudut Pandang Kamera (Angle)
•    Top Shot, Top shot adalah pengambilan gambar dari atas, biasanya pengambilan ini diambil pada untuk kondisi ruang tajam sempit, atau memperlihatkan kegiatan / pergerakan sesuatu, atau menampilkan keramaian / kepadatan sesuatu.
•    High Angle, Posisi kamera lebih tinggi di atas mata, sehingga kamera harus menunduk untuk mengambil subyeknya. Hight Camera Angle sangat berguna untuk mempertunjukkan keseluruhan set beserta obyek obyeknya. Dengan posisi high camera angle ini dapat menciptakan kesan obyek nampak kecil, rendah, hina, perasaan kesepian, kurang gairah, kehilangan dominasi.
•    Eye Level / Normal, Pengambilan gambar tepat simetris dengan objek, bias dikatakan segaris dengan objek yang di shot, namun untuk pengambilan gambar seperti ini haruslah ada objek yang menarik atau dinamis agar tidak menampikan efek bosan pada sang penikmat photo.
•    Low Angle, Posisi kamera di bawah ketinggian mata, sehingga kamera harus mendongak untuk merekam gambar subyek. Posisi ini memberikan kesan cenderung menambah ukuran tinggi obyek, memberikan kesan kuat, dominan dan dinamis.
•    Crazy Angle, Merupakan kebalikan dari Top Shot, pengambilan gambar diambil dari bawah object.

2. Bidang Pandang / Framing
Bidang pandangan atau framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk suatu obyek utama dan obyek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang. Macam bidang pandangan atau framing :

3. Hukum Sepertiga (Rule of the Third)
Dalam dunia Fotografi atau Videografi dikenal sebuah teknik yang disebut Hukum Sepertiga (Rule of the Third). Ini adalah salah satu teknik framing yang digunakan untuk mengatur objek atau komposisi suatu gambar pada sebuah frame. Teknik ini dilakukan dengan cara membagi 3 ruang dalam frame, baik secara horizontal maupun vertical. Berikut pembahasan lebih lanjut.
•    Menempatkan Objek di garis pinggir
Perbedaan hasil gambar Fotografer amatir dengan professional biasanya dapat ditebak dari cara pertama ini. Kebanyakan amatir meletakan objek ditengah, sebagai contoh memotret orang ditengah – tengah frame, walaupun hal ini tidak dapat dibilang salah, namun secara estetika, hasil gambar ini tidak dapat dibilang menarik, kecuali pada kondisi – kondisi tertentu. Cobalah letakan objek di garis pinggir kanan atau kiri dari frame.

•    Menempatkan Objek di Garis bawah
Untuk pengambilan panorama, atau objek yang luas, letakanlah objek berada di garis bawah, namun untuk penempatak objek yang berdinamika, letakan di sebelah pinggir, sehingga masih aja ruang yang dapat menampilakan keindahan sekitarnya, seperti contoh pegunungan.

Selain hal – hal diatas, masih banyak lagi teknik yang harus kalian pelajari, semakin sering kalian berlatih, semakin peka kalian terhadap teknik framing fotografi. Selamat mencoba..


Dasar Videografi
Bayangkan jika kita meanalogikan kamera sebagai pencerita, hal yang langsung menyentuh, menghubungkan antara dunia film dan penonton, pasti kita tidak ingin sang pencerita tampil dengan keseadaan. Sang pencerita haruslah menarik, tidak membosankan, tidak statis dan tidak kaku. Itulah alasan mengapa Videografi, ilmu yang mempelajari tata cara pengambilan gambar dibutuhkan. Video yang menarik, haruslah memenuhi beberapa syarat. Syarat – syarat itu di rangkum dalam Videografi. Tidak jauh berbeda dengan Photografi. Pemahaman penggunaan kamera, dan teknik pengambilan gambar saling terikat dengan teknik Photografi, namun hal yang membedakan keduannya adalah, Videografi merupakan teknik pengambilan Gambar yang bergerak, lebih dari satu single gambar, Maka dari itu ada beberapa hal yang ditambahkan dalam Videografi, seperti teknik menggerakan kamera untuk menciptakan rasa tertentu, tidak hanya Framing dan angle. Berikut adalah hal – hal yang harus dipahami dalam dunia Videografi.
A. Sudut Pandang (Angle)
•    Top Shot, Top shot adalah pengambilan gambar dari atas, biasanya pengambilan ini diambil pada untuk kondisi ruang tajam sempit, atau memperlihatkan kegiatan / pergerakan sesuatu, atau menampilkan keramaian / kepadatan sesuatu.
•    High Angle, Posisi kamera lebih tinggi di atas mata, sehingga kamera harus menunduk untuk mengambil subyeknya. Hight Camera Angle sangat berguna untuk mempertunjukkan keseluruhan set beserta obyek obyeknya. Dengan posisi high camera angle ini dapat menciptakan kesan obyek nampak kecil, rendah, hina, perasaan kesepian, kurang gairah, kehilangan dominasi.
•    Eye Level / Normal, Pengambilan gambar tepat simetris dengan objek, bias dikatakan segaris dengan objek yang di shot, namun untuk pengambilan gambar seperti ini haruslah ada objek yang menarik atau dinamis agar tidak menampikan efek bosan pada sang penikmat photo.
•    Low Angle, Posisi kamera di bawah ketinggian mata, sehingga kamera harus mendongak untuk merekam gambar subyek. Posisi ini memberikan kesan cenderung menambah ukuran tinggi obyek, memberikan kesan kuat, dominan dan dinamis.
•    Crazy Angle, Merupakan kebalikan dari Top Shot, pengambilan gambar diambil dari bawah object.
•    Subjective Camera Angle Kamera diletakkan di tempat seorang karakter (tokoh) yang tidak Nampak dalam layar dan mempertunjukkan pada penonton suatu pandangan dari sudut pandang karakter tersebut.
•    Objective Camera Angle Kamera merekam peristiwa atau adegan seperti apa adanya.
B. Bidang Pandang / Framing
Bidang pandangan atau framing adalah suatu langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk suatu obyek utama dan obyek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang. Macam bidang pandangan atau framing :

C. Hukum Sepertiga (The Rule of Third)
Dalam dunia Fotografi atau Videografi dikenal sebuah teknik yang disebut Hukum Sepertiga (Rule of the Third). Ini adalah salah satu teknik framing yang digunakan untuk mengatur objek atau komposisi suatu gambar pada sebuah frame. Teknik ini dilakukan dengan cara membagi 3 ruang dalam frame, baik secara horizontal maupun vertical. Berikut pembahasan lebih lanjut.
•    Menempatkan Objek di garis pinggir
Perbedaan hasil gambar Fotografer amatir dengan professional biasanya dapat ditebak dari cara pertama ini. Kebanyakan amatir meletakan objek ditengah, sebagai contoh memotret orang ditengah – tengah frame, walaupun hal ini tidak dapat dibilang salah, namun secara estetika, hasil gambar ini tidak dapat dibilang menarik, kecuali pada kondisi – kondisi tertentu. Cobalah letakan objek di garis pinggir kanan atau kiri dari frame.

•    Menempatkan Objek di Garis bawah
Untuk pengambilan panorama, atau objek yang luas, letakanlah objek berada di garis bawah, namun untuk penempatak objek yang berdinamika, letakan di sebelah pinggir, sehingga masih aja ruang yang dapat menampilakan keindahan sekitarnya, seperti contoh pegunungan.

D. Pergerakan Kamera
Videografi menghasilkan gambar yang bergerak, maka dari itu, pergerakan kamera haruslah tersusun rapih, guna menghasilkan Video yang menarik. Berikut adalah istilah – istilah pergerakan dalam Kamera :
Pan, Panning

Pan adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Pan right (kamera bergerak memutar ke kanan) dan Pan left (kamera bergerak memutar ke kiri) Gerakan pan biasanya dilakukan untuk mengikuti subyek ( orang yang sedang berjalan), mempertunjukkan suatu pandangan yang lebih luas secara menyeluruh. Jangan melakukan panning tanpa maksud tertentu. Seblum melakukan panning hendaknya terlebih dahulu menentukan titik awal dan titik akhir dari shot (adegan) yang akan direkam. Apabila kita merekam adegan gerak seseorang yang sedang berjalan, berilah ruang kosong yang lebih longgar di depannya. Ruang kosong ini dinamakan leading space.
Tilt, Tilting

Tilting adalah gerakkan kamera secara vertical,mendongak dari bawah keatas atau sebaliknya. Tilt up : mendongak ke atas dan Tilt down : menunduk ke bawah Gerakan tilt dilakukan untuk mengikuti gerakan obyek, untuk menciptakan efek dramatis, mempertajam situasi. Gerakan tilt ini sebaiknya ditentukan terlebih dahulu titik awal dan titik akhir shot.
Dolly, Track

Dolly atau track adalah gerakan di atas tripot atau dolly mendekati atau menjauhi subyek. Dolly in : mendekati subyek dan Dolly out: menjauhi subyek.
Pedestal

Pedestal adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bisa dinaik turunkan. Sekarang ini banyak digunakan Porta-Jip Traveller. Pedestal up : kamera dinaikkan dan Pedestal down : kamera diturunkan. Degan menggunakan teknik pedestal up/down kita bisa menghasilkan perubahan perspektif visual dari adegan.
Crab

Gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subyek yang sedang berjalan. Crab left (bergerak ke kiri) dan Crab right ( bergerak ke kanan).
Crane

Crane adalah gerakkan kamera di atas katrol naik turun.
Arc

Arc adalah gerakkan kamera memutar mengitari obyek dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek secara optic, dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar atau sebaliknya. Zoom in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up dan Zoom out : menjauhkan obyek dari close up ke long shot.
E. Hal yang harus dihindari
Berikut adalah hal - hal yang kalian harus hindari dalam merekam gambar, dan beberapa kesalahan pada videografer pemula, materi ini diambil dari http://videografi.wordpress.com
•    Merekam Gempa Bumi dan Pentas Dangdut
Gempa bumi tidak setiap saat terjadi. Namun, setiap peristiwa atau adegan yang direkam seolah-olah selalu berlangsung pada saat terjadi gempa bumi. Atau seolah terjadi di seputar pentas dangdut. Semua serba goyang, termasuk videografernya. Gambar-gambar yang selalu bergoyang, tidak stabil, terkadang tidak fokus dan cenderung acak-acakan. Ini adalah bentuk kesalahan mendasar dan kebiasaan merekam tanpa rencana, sehingga merekam apa saja yang ada di depan kamera, namun tidak jelas apa yang menjadi subyeknya. Bahkan mungkin si videografer sendiri tidak tahu apa yang direkamnya.
•    Merekam Sambil Jogging
Kebiasaan merekam video sambil berjalan, jika tidak dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan kebutuhan, umumnya akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman untuk dinikmati. Subyek seolah memantul naik turun, disertai goyangan tak beraturan. Merekam gambar dengan pergerakan seperti ini sebetulnya sangat menarik dan memberikan efek dramatis. Syaratnya, stabilitas pergerakan horizontal harus lebih diutamakan sambil sebisa mungkin meminimalisir pergerakan vertikal.
•    Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menembak
Meski sama-sama dilakukan dengan cara membidik, merekam video berbeda dengan menembak. Menempatkan subyek tepat di tengah-tengah bingkai gambar (frame) akan sangat bagus dan tepat sasaran pada saat Anda menembak dengan senapan. Tetapi dalam hal videografi, ini adalah cara pengambilan gambar yang tidak diajurkan, karena hasilnya akan cenderung membosankan. Ini adalah salah satu kesalahan mendasar dalam hal pembingkaian (framing) dan komposisi.
•    Mengikat Diri di Tiang Bendera
Kebiasaan merekam video dengan berdiri terpaku di satu titik, tanpa berpindah posisi, seolah merekam di tengah upacara, dalam kondisi terikat di tiang bendera. Ini akan menciptakan gambar-gambar yang statis dan monoton, karena tidak menawarkan variasi sudut pandang atau komposisi lain yang mungkin jauh lebih menarik. Juga kebiasaan hanya merekam sebatas level pandangan mata (standing eye level), meski sebetulnya akan lebih menarik jika suatu subyek diambil dari sudut alternatif (high angle atau low angle). Bukan sebuah kesalahan fatal, namun sekali lagi cenderung membosankan. Ini adalah contoh kebiasaan salah yang berkaitan dengan sudut pengambilan gambar (angle).
•    Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dan Menyetrika
Zoom adalah fasilitas dasar yang sangat membantu dan memudahkan dalam pengoperasian kamera video. Dengan zooming, kita bisa mendekati subyek (tele) atau menjauhi obyek (wide) tanpa harus berpindah tempat. Namun penggunaan fungsi zoom yang berlebihan dan dengan cara yang tidak semestinya, akan menghasilkan rekaman video yang tidak nyaman ditonton. Subyek tiba-tiba mendekat, lalu menjauh, lalu mendekat lagi. Maju, mundur, maju lagi, mundur lagi, persis seperti setrika. Ini adalah contoh kesalahan penggunaan fasilitas kamera.
•    Merekam Video di Zebra Cross
Bayangkan seseorang yang akan menyeberang jalan di zebra cross. Tengok kanan, tengok kiri. Merasa belum yakin, tengok kanan lagi, tengok kiri lagi. Bahkan setelah berjalan di zebra cross pun orang masih melakukannya untuk memastikan apakah jalan benar-benar aman. Tengok kanan kiri adalah kebiasaan bagus jika seseorang akan menyeberang jalan raya. Tapi merekam video dengan cara serupa, tidak akan menghasilkan rekaman yang menarik untuk ditonton. Terlalu banyak panning dalam satu shot ( satu ambilan gambar dalam satu rekaman), baik ke kiri ke kanan atau ke atas ke bawah (tilt) adalah contoh kebiasaan buruk dalam merekam gambar. Terlebih jika digabungkan dengan zoom in dan / atau zoom out. Sebuah contoh kesalahan dalam pergerakan kamera (camera movement).
•    Tidak Bisa Membedakan Antara Merekam Video dengan Memotret
Berbeda dengan kamera foto yang merekam sebuah momen, kamera video merekam sebuah proses dinamis atau aksi (action), sehingga menghasilkan gambar bergerak (dan bersuara). Kebiasaan mengabadikan sebuah momen pada saat memotret, acapkali terbawa pada saat mempergunakan kamera video. Hasilnya adalah hasil rekaman video dengan durasi yang terlalu pendek dalam setiap shot (satu ambilan gambar dalam satu rekaman). Shot yang terlalu pendek tidak nyaman untuk dinikmati, karena tidak memberikan waktu yang cukup bagi penonton untuk memahami detil subyek yang ditampilkan. Shot yang terlalu pendek juga akan menimbulkan kesulitan dalam proses pasca produksi (editing).
•    Merekam Tokoh Misterius
Menempatkan subyek penting (umumnya manusia) pada bagian depan dengan latar belakang yang lebih kuat pencahayaannya. Kebiasaan atau ketidaksadaran dengan situasi backlight seperti ini (dan tidak segera melakukan antisipasi), akan menciptakan siluet dan sosok-sosok misterius. Rekaman video yang terlalu sering atau terlalu lama dalam kondisi backlight, sudah pasti tidak akan nyaman ditonton dan kehilangan kesan profesional. Sebuah contoh kesalahan umum dalam hal pencahayaan (lighting).
Nah bagaimana. Ternyata mengambil gambar ada teknik – teknik khusus yang dapat membuat hasil rekaman kita menjadi lebih menarik. Nah selanjutnya tinggal kalian berlatih.. Selamat mencoba. Keep moving on and Keep on Writting !

LANGKAH - LANGKAH MEMBUAT FILM
Buat Kalian yang sedang dapet tugas membuat Film oleh guru kalian, dan jika kalian awam sekali mengenai Film mungkin langkah - langkah ini dapat membantu agar kalian tidak bingung bagaimana sih cara membuat Film, karena Film bukan hanya sebuah rangkaian gambar dan suara yang memiliki cerita,, oke lah kita langsung aja ke main topic..
1. PLANING ( PERENCANAAN )
Ini adalah tahap pondasi Film, mungkin kalo kalian udah Expert langkah ini dapat di lewati, tapi kayaknya gk mungkin karena ini akan menjadi dasar sebuah film, haha.. oke dalam tahap ini kalian melakukan perencanaan, seperti menentukan Cerita apa yang akan kalian angkat, bagaimana unsur intrisik sebuah cerita itu, siapa tokoh yang akan memainkannya, dan alat apa yang kalian ingin pakai, seperti Kamera, Tripot atau Clapperboard, kalo kalian gk punya yang bagus, pake aja yang biasa aja sesuai kebutuhan, jangan karena kalian hanya menggunakan Digicam 5 MP kalian gk jadi buat Film. dan jangan lupa atur Schedule pembuatan Film dan tentukan Crewnya,, siapa yang jadi Sutradara jangan sampai di film kalian Sutradaranya bersama - sama, jadi semua orang bisa bilang “CUT… AND CUT,,, OK BAGUS,, CUT BUNGKUSSS,, HAHA”.. Terus kameramannya siapa dan lainnya.
2. SCRIPTING ( PEMBUATAN SCRIPT / SKENARIO )
Ini termasuk tahap penting dalam pembuatan Film, ini yang akan menjadi Acuan utama kalian dalam Taking gambar nanti, biar gk ngaco dan gk keluar dari Cerita, Skenario adalah pengembangan Mendetil dari Cerita kalian, buat orang yang baru belajar, gk ada aturan berarti dalam pembuatan atau format skenario, buat dalam Versi kalian sendiri, tapi gk ada salahnya kalian mengetahui bagaimana Format Skenario yang benar. mungkin On Next Post w akan mencoba memposting bagaimana membuat Skenario.. tunggu yah.. Yg penting penggambaran setiap Scene jelas, its Okay…
3. TAKING ( PENGAMBILAN GAMBAR )
Bagian ini adalah hal yang terpenting dalam Film, kalo di bagian ini kalian sedikit salah dan melenceng maka Film kalian gk akan sebagus bayangan kalian sebelumnya,, di bagian ini sangat kerasa bagaimana pentingnya 2 tahap sebelumnya,, untuk teknik pengambilan gambar w kurang cukup menjelaskan disini, w bukan ahlinya hehe.. tapi coba kalian browsing, nanti kalian akan tahu bagaimana pengambilan yang bagus itu, apa yang dimaksud Angel, ada Top Shot sampai Crazy Angel, ada Extreme Long Shoot sampai Extreme Close Up dan Rule of Third,, begitulah.. oh ya jangan lupa catat setiap Scene yang kalian Take, seperti Scene ke berapa dan Take ke berapa, tanggal Dll..
Tips : Ambilah gambar di suatu lokasi hingga selesai, tidak perduli itu Scene berapa, habiskan semua Scene yang bertempat di suatu lokasi, jangan ikuti susunan Skenario, untuk memperhemat waktu,namun kalian harus mencatat dengan Detil.
4. EDITING ( PENGEDITAN )
Ini tahap yang cukup penting dalam Video, di sini kalian akan sangat memerlukan catatan Adegan pada saat Taking,, karena disini kalian akan menyeleksi Video - video yang kalian telah ambil sebelumnya pada saat taking,. dan mencoba untuk menyusunnya kemabali berdasarkan Skenario.. ok kalo kalian Awam mengenai hal ini, w merekomendasikan menggunakan Software bawaan Microsoft Windows yaitu Windows Movie Maker, ini software tergampang untuk kalian pelajari, atau mungkin kalian mau gunakan Ulead Video Studio, Versi terbasru menjadi Corel Video Studio Pro X2, ini cukup mudah di pahami dan hasil yang cukup memuaskan, atau Pro Show Gold, Camtasia Studio, Pinacle, atau mau yang expert Adobe Premiere… coba lah cari tutorialnya, atau bukunya untuk mempelajarinnya,,,
5. LAUNCHING ( PEMENTASAN )
Ini tahap akhir dari sebuah Film, setelah semua hal secara teknis selesai, kalian harus berani me-launch Film kalian, karena disini kalian akan mendapatkan banyak kritik, saran, dan komentar yang membangun untuk Film - Film kalian selanjutnya,, kalian tidak harus membayangkan Film kalian di Launch pada Festival Film di Cannes,, haha jauh amat, atau di Bioskop, tapi menunjukannya pada teman - teman dan guru juga terasa sudah cukup, lalu perluas jangkauan Film kalian, sehingga penonton makin bertambah, karena w yakin penonton akan memberi Motivasi besar dalam Film itu…
ok dehh.. mungkin itu aja Postingan dari w,,, semoga bermanfaat buat kalian,, see yaa,, di tunggu Komentar dan sarannya ya,,,,
Proses Produksi Film
Mengacu pada profesi yang ada pada keseluruhan proses produksi,berikut beberapa penjelasan tentang proses produksi dalam manajemen produksi film.

1. Pra Produksi dan Development
Pra produksi adalah sebuah tahap persiapan sebelum kegiatan syuting dimulai.Proses ini sangat menentukan kelancaran kegiatan syuting nantinya.Oleh karena itu proses ini harus dijalankan dengan sebaik-baiknya.Ada beberapa pekerjaan pada pra produksi ini,diantaranya yaitu:
a.Pemilihan style film yang akan dibuat harus sesuai dengan kemampuan skill yang kita miliki.Juga harus disesuaikan dengan budget yang tersedia.Apabila tidak,maka hasil dari film yang kita buat tidak akan maksimal , bahkan mungkin gagal total.Adapun beberapa style film yang sering kita lihat yaitu:
1.Full animasi(mengandalkan skill dibidang animasi)
2.Full cinematografi(mengandalkan skill dibidang sinematografi)
3.Gabungan anatara keduanya.


b.Pemilihan Tema dan Ide Cerita
Tema merupakan garis besar visual yang akan kita buat .Pemilihan tema dilakukan secara brain storming .Misalnya temanya adalah alam,ghotic,humor,dan lain-lain Setelah kita mendapatkan tema,kemudian kita buat detail dalam bentuk sinopsis,Banyak melihat pada referensi adalah hal yang sangat baik.Bagi sebagian kita,referensi kadang membuat kita ingin membuat sesuatu diluar jangkauan keterampilan kita.Hal ini kadang membuat kualitas tanggung atau jelek sama sekali.Pemilihan ide dan referensi ini sesuai dengan keterampilan kita agar tantangannya tetap ada.Jangan terlalu terjebak dengan aturan-aturan dalam pembuatan cerita film.Menurut pengalaman,hal ini dapat membuat sebuah film cerita tidak sama dengan aturan sebuah video lainnya.

c.Dalam pencarian ide untuk sinopsis,harus memperhitungkan:
1.Deasin budget
2.Konsep penyutradaraan,art,kamera,sound,editing.
3.Estimasi budget art&kamera termasuk kedalam desain budget.
4.List property&wardrobe yang termasuk kedalam hunting report.
5.Crew list.

d.Persiapan Produksi
Setelah proses diatas berjalan dan selesai,proses selanjutnya adalah:
1.Pembentukan tim kerja.
2.Pemilihan talent dan ekstras(dengan audisi).
3.Penyediaan art properties,costum dll.
4.Pencarian lokasi dan perjanjian.
5.Penyediaan peralatan syuting.

Proses-proses tersebut diatas sangat penting demi kelancaran syuting.Apabila salah satu proses terabaikan,maka kegiatan syuting akan terganggu.Meskipun kita bekereja dengan budget yang rendah,namun proses diatas harus tetap dijalankan.Penghematan biaya bias dilakukan dengan berbagai cara,antara lain dengan meminimalkan jumlah kru(tetap ada batasan maksimal).Atau dengan menggunakan fasilitas gratis.

2.Produksi

Tahapan ini hampir seluruh team work mulai bekerja.Seorang sutradara,produser atau line produser sangat dituntut kehandalanya untuk mengatasi kru dalam tahap ini.Beberapa faktor penting yang perlu di perhatikan adalah:
a.Manajemen Lapangan
manajemen lapangan mencakup beberapa hal,yaitu:
1.Manajemen lokasi(perjanjian,keamanan,keselamatan)
2.Talen koordinasi(koordinasi kostum,make up dll)
3.Manajemen waktu(koordinasi konsumsi,kecepatan kerja,penyediaan alat)
4.Crew koordinasi(koordinasi para kru)
Attitude dalam bekerja merupakan hal yang sangat penting.Kesabaran,pengertian dan kerjasama merupakan attitude yang diperlukan untuk mencapai sukses.Berdoa sebelum bekerja dan briefing sebelum memulai merupakan hal baik untuk menyatukan semangat,visi dan attitude yang diinginkan.Jangan pernah kehilangan kontrol emosi pada saat syuting.Apalagi semua bekerja dengan keterbatasan waktu.
b.Kegiatan Syuting
Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara,DOP,dan kru sangat menentukan.Kualitas gambar adalah yang selalu ingin kita capai.Pleh karena itu penguasaan kamera dan lighting sangatlah penting.Untuk mencapai hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan,ada beberapa hal yang harus kita ketahui.

14 langkah membuat film sendiri…
6 07 2007
Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film. Hitung-hitung, sebagai materi tambahan buat anak-anak saya di sekolah…
Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?
1. IDE
Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…
2. Sasaran
Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300
3. Tujuan
IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?
4. Pokok Materi
Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?
5. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.
6. Treatment
Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…
Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
7. Naskah
Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…
FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.
Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…
Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?
8. Pengkajian
Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…
9. Produksi Prototipe
Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).
10. Uji coba
Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.
11. Revisi
Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.
12. Preview
Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.
13. Pembuatan Bahan Penyerta
Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.
14. Penggandaan
Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).
Nah, demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi. SEMANGAT!!!
     
MENU TOPIK
Artikel Umum Film
•    Jadwal Pemutaran
•    Film Indonesia
•    Film Terbaik
•    Genre Film
•    Film Animasi
•    Film Kolosal
•    Pembuatan Film
Action Thriller
Komedi Romantis
Science Fiction



Editing Keren dalam Proses Pembuatan Film

Oleh: AnneAhira.com Content Team
1
2
3
4
5

  ( 5 )   |   Jumlah komentar: 1
________________________________________
SHARE :    Facebook      Twitter      Blogger      Wordpress
________________________________________
Artikel Terkait
•    Film Indonesia, Dulu dan Sekarang
•    Jadwal Film Bioskop 21 Terbaru: Piranha 3D
•    Film Misteri Ilahi, Horor atau Dakwah ?
•    Jadwal Film 21: Going The Distance
Puas rasanya usai take gambar terakhir dalam proses pembuatan film. Tentunya dengan catatan segalanya berjalan lancar, tanpa hambatan berarti. Namun, apakah lantas sebuah film bisa dinikmati begitu saja? Jawabnya, “Tidak”. Masih ada proses editing selama pascaproduksi. Dan, editor adalah orang yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terkait dengan editing film.

Sebenarnya, tak hanya editor yang harus tahu seluk-beluk editing. Setiap crew film pun sebaiknya memahami konsep dan proses editing. Sebab, pengetahuan itu akan sangat membantu untuk berpikir editorial tentang film yang dibuat. Proses menjalin setiap shot film secara runtut dan logis, hingga membentuk alur cerita yang indah, inilah inti dari editing.

Meski terkesan rumit dan butuh konsentrasi tinggi, mengedit film tetaplah sebuah pekerjaan seni. Jadi, sentuhan seni yang pas dan memikat juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan editor. Di sinilah sense of editing seorang editor benar-benar diuji. Semua itu akan memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan produksi sebuah film.
Karenanya, bisa dikatakan bahwa editor adalah penjaga gawang terakhir dari proses pembuatan film. Dalam hal ini, editor didampingi oleh asisten, yaitu sound engineer dan sound director. Sutradara pun biasanya akan menemaninya, sehingga tingkat ketepatan editing akan semakin terjamin.

Lantas, hal apa sajakah yang terangkum dalam proses editing untuk menghasilakan film keren? Simak beberapa poin berikut.

Perangkat Editing

Perangkat editing yang memadai sangat dibutuhkan ketika bikin film. Digital editing menjadi favorit kalangan perfilman, karena dipandang lebih praktis, simpel, mudah dioperasikan, dan harganya pun lebih terjangkau ketimbang piranti analog editing. Beberapa perangkat digital editing antara lain:
•    Satu unit komputer dengan prosesor dan motherboard generasi mutakhir, minimal Pentium 4.
•    Hard disc berkecepatan tinggi, juga dengan kapasitas memori yang besar untuk menyimpan file hasil capture dan olahan video.
•    Software editing, yaitu Adobe Premier, Ulead Video Studio, Pinneacle Studio, Final Cut.
•    CD room dan DVD RW atau CD RW
•    Fire wire dan camcorder untuk proses capturing.
Teknik Dasar Editing

Ada dua jenis teknik editing yang umum digunakan, yaitu:

1. Linear Editing/Analog Editing
Editing dilakukan dengan menata gambar satu per satu atau setiap shot secara urut dari awal sampai akhir, sehingga tercipta kesinambungan. Otomatis, jika editor melakukan kesalahan, maka ia harus mengulangi pekerjaannya mulai dari titik awal kesalahan. Karena itu, sangat dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi dalam linear editing.

2. Nonlinear Editing/ Digital Editing
Editing dapat dilakukan secara acak, tidak harus dikerjakan dari awal hingga akhir secara runtut. Oleh sebab itu, digital editing dianggap lebih mudah dan praktis. Jika terjadi kesalahan, editor pun tak perlu mengulangi hasil pekerjaannya dari awal.

Langkah-Langkah Editing
•    Logging
Proses memotong gambar, mencatat waktu pengambilan gambar, dan memilih shot sesuai camera report. Proses itulah yang disebut logging. Langkah ini diperlukan sebagai antisipasi jika kapasitas hard disc penuh. Dengan memilih gambar terbaik, maka hard disc tidak akan terlalu penuh.
•    Digitizing
Usai di-logging, editor akan merekam gambar dan suara. Inilah proses digitizing. Pada tahap ini, editor mengontrol kualitas gambar dan suara, agar sejalan dengan konsep film dan editing yang disetujui sutradara.
•    Offline Editing
Tahap ini adalah saatnya menata gambar dan suara digitized, sesuai skenario dan urutan shot yang telah ditentukan sutradara.
•    Online Editing
Online editing merupakan proses di mana editor memperhalus hasil offline editing. Selain itu, ia pun akan memperbaiki kualitas editing, dan berkreasi dengan menambahkan transisi dan special effect yang dibutuhkan.
•    Mixing
Proses mixing berkaitan dengan synchronizing audio, lalu menambahkan ilustrasi musik atau audio effect. Jadi, proses ini akan berlaku pada setiap dialog, musik, dan efek suara.

Sebagai gambaran jelas mengenai editing, perhatikan contoh ketika menyusun beberapa adegan berikut.

1.    Establishing kamar pribadi
2.    Tika membongkar tas sekolah sembari berdiri di depan cermin
3.    Tika menggerutu kesal
4.    Dari cermin, tampak Joe, pembunuh bayaran
5.    Tika berteriak minta tolong
6.    Tika membanting tas sekolah
7.    Tika berlari ketakutan ke sudut kamar
8.    Stock shot seekor tikus dimangsa ular

Beberapa adegan tersebut bisa diedit untuk menghasilkan dramatik adegan. Beberapa alternatifnya adalah:
•    Menyusun secara urut mulai dari shot 1 hingga shot 8
•    Menyusun adegan dengan urutan 8, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
•    Mengedit dengan susunan shot 1, 3, 2, 4, 5, 6, 7, 8
•    Urutan adegan itu adalah 1, 3, 2, 4, 6, 5, 7, 8
Mengontrol Hasil Editing

Mengontrol shot sesuai kebutuhan cerita kerap kali menjadi problem tersendiri saat pascaproduksi. Karena itu, sangat penting mengontrol shot dengan metode pemilahan sebagai berikut.

1. Fungsional
Shot diposisikan dalam fungsi informatik, dramatik, ritmik, atau sekadar sebagai transisi. Hal ini bermanfaat untuk menuntun perhatian penonton. Dengan beberapa shot di atas (shot 1-8), fungsi informatif terdapat pada shot 1, 2, dan 4. Fungsi dramatik ada pada shot 3, 4, 5, 6, dan 7. Fungsi ritmik pada shot 3, 4, dan 8. Sedangkan fungsi transisi dijumpai pada shot 1 dan 8.

2. Struktural
Cara ini berkaitan dengan ketepatan posisi suatu shot, saat menempati kedudukannya sesuai urutan ceritanya. Dalam hal ini, shot tidaklah berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan. Penempatan masing-masing shot disesuaikan dengan konsep editing film. Dengan begitu, jalan ceritanya tidak kabur.

3. Proporsional
Proporsional shot memiliki hubungan erat dengan panjang-pendeknya sebuah shot. Dengan demikian, kekuatan setiap shot sebagai bagian cerita akan hadir secara nyata.

Semua konsep editing yang terpapar memang sangatlah umum dalam dunia perfilman. Agar menghasilkan film yang berkualitas, tentu saja kreativitas dan kepekaan editor menjadi salah satu kunci utama. Bukankah pascaproduksi (editing) adalah pintu paling ujung yang harus dilewati sebuah film, sebelum bertemu dengan penikmatnya?
     
MENU TOPIK
Artikel Umum Film
•    Jadwal Pemutaran
•    Film Indonesia
•    Film Terbaik
•    Genre Film
•    Film Animasi
•    Film Kolosal
•    Pembuatan Film
Action Thriller
Film Animasi
Film Kartun



Membuat Film Animasi dengan Macromedia Flash

Oleh: AnneAhira.com Content Team
1
2
3
4
5

  ( 6 )   |   Jumlah komentar: 0
________________________________________
SHARE :    Facebook      Twitter      Blogger      Wordpress
________________________________________
Artikel Terkait
•    Cari Film Baru? Download Saja di IDWB
•    Film Lama yang Masih Dikenang
•    Editing Keren dalam Proses Pembuatan Film
•    Tentang Film Dokumenter
Animasi adalah bentuk lain dalam industri film yang kian berkembang sampai saat ini. Keunikan paduan gambar dan suara membuat film animasi memiliki ciri tersendiri.
Apa Itu Film Animasi?

Film animasi berarti film yang seolah-olah hidup. Di dalam film animasi tercakup berbagai ornamen yang berpadu, seperti seni fotografi, sosok boneka, juga hasil gambaran tangan, yang semuanya diprogram sehingga memberi kesan bergerak saat diproyeksikan.

Contoh film animasi 2-D adalah yang sering Anda lihat melalui film-film produksi Disney. Sedangkan film animasi 3-D seringkali digarap oleh Pixar Studio.

Membuat Film Animasi

Pembuatan film animasi bisa dilakukan secara sederhana, antara lain menggunakan program Macromedia Flash.

Secara singkat, berikut ini adalah tahap pembuatan film animasi 2-D.
•    Mencari ide cerita dan menuangkannya dalam sinopsis
Tema bisa diambil dari hal sederhana, atau mengutip salah satu cerita dalam komik atau naskah pendek. Cerita yang mengandung pesan akan lebih baik.
•    Membuat Story board
Story board, yaitu gambaran adegan film dalam coretan di atas kertas (secara garis besar), agar lebih mudah dibayangkan oleh semua yang terlibat pembuatan film tersebut.
Dalam story board, tergambar antara lain: alur cerita, adegan, klimaks, dan ending.
•    Menggambar tokoh
Tokoh dan karakternya bisa diambil dari pengamatan sekitar. Penggambarannya secara sederhana diawali dengan menggunakan pensil/ spidol. Setelah itu gambar discan, dan diolah kembali agar lebih bagus menggunakan Flash.
Gambar karakter dibuat dengan berbagai jenis gerakan dan posisi. Setelah semua diedit, semua bisa digabung menjadi sebuah gambar bergerak.
•    Menggambar background dan pemandangan lain.
Membuat latar belakang disesuaikan dengan waktu kejadian cerita. Salah satu perangkat lunak yang bisa membantu membuat latar belakang 3-D adalah Swift 3D.
•    Memberi Warna
Secara garis besar ada 3 tahap pewarnaan, yaitu warna primer (warna dasar), warna sekunder (campuran 2 warna primer), dan warna tersier (campuran 2 warna sekunder).
Dari sudut pencahayaan, warna dapat dibagi menjadi warna panas dan dingin, dan penggunaannya disesuaikan dengan jalan cerita di film. Pewarnaan diolah juga menggunakan Flash.
•    Pembuatan Animasi
Dalam program Flash terdapat tool yang membantu menyatukan semua karakter yang telah dibuat.Penyatuan ini dilakukan bertahap, mulai dari tokoh terlebih dulu, obyek pendukung, dan latar belakang.
•    Penggabungan Animasi
Setiap potongan adegan lantas disatukan, sesuai dengan storyboard yang telah dibuat.
•    Mengisi suara film
Suara dapat diisi sendiri memakai audio editor (perangkat lunak), namun bisa pula mendownload file suara dari internet. Format suara dalam flash berbentuk wav dan mp3.
•    Mengubah bentuk Animasi Flash (SWF) menjadi VCD.
Hal ini dilakukan agar film dapat ditonton di layar televisi.

Nah, demikianlah tahap-tahap sederhana membuat film animasi menggunakan Macrmedia Flash. Selamat mencoba!

Teknik Penggunaan Kamera Video
00.58 with
Comments
 Semua video tersusun atas gambar-gambar, rangkaian gambar dan adegan. Pada bagian ini kita akan secara khusus melihat bagaimana cara membangun dasar yang baik untuk berbagai jenis pengambilan gambar penting, dan bagaimana mengembangkan urutan peristiwa yang sangat mendasar. Salah satu cara untuk memikirkan pengambilan gambar (shot), rangkaian gambar (sekuens), dan adegan (scene), serta bagaimana menyatukannya, kita bisa membanyangkan sebagaimana stuktur paealel dari sebuah buku, seperti yang ada di bawah :


Komposisi dan Framing Gambar
Framing gambar (pembikaian gambar) adalah cara dimana sebuah adegan, orang, atau obyek ditempatkan disatu gambar dalam lensa kamera. Para penonton biasanya akrab dengan konvensi tertentu, maka sangatlah penting menyadari dampak berbeda yang dihasilkan oleh gambar yang berbeda. Jika kita merekam secara close up wajah seseorang, kita akan mengajak penonton untuk mengkuti alur pikiran, emosi, dan perkataan orang itu. Jika kita memfilmkan orang yang sama tetapi dengan jarak yang relatif lebih jauh, para penonton akan mengetahui konteks orang itu.

Ingat peraturan ini tidak bersifat baku, sekali kita tahu bagaimana aturan ini dipakai, kita akan mengerti fleksibilitasnya. Berikut beberapa tipe pengambilan gambar yang harus diketahui :

* Extrem Long Shots (ELS / Wide Shots)

Pengambilan gambar dengan cara ini biasa digunakan untuk "establishing shot" (shot untuk membangun situasi). Jenis gambar ini memberi orientasi pada penonton tidak hanya pada satu lokasi, tetapi juga atmosfer, konteks, dan situasi secara keseluruhan. Kapan pun kita ingin mengganti adegan di video kita, kita harus memberi orientasi ulang para penonton dengan establishing shot yang baru.

* Long Shot (LS)

Gambar ini menunjukkan orang dari kepala hingga kaki. Kita juga harus berhati-hati dengan head room (ruang disekitar kepala). Terlalu banyak ruang diatas kepala akan membuat gambar tampak aneh, begitu pun terlalu banyak ruang di kaki. Prinsipnya harus proposional.

* Mid Shot (MS) atau Medium Close up (MCU)

Gambar ini menunjukan orang dari atas pinggang hingga ke kepala. Jenis gambar seperti ini banyak digunakan saat wawancara.

* Close up (CU)

Gambar ini menunjukan orang dari dada ke atas hingga ke kepala dan sangat ideal untuk menunjukan bagian yang paling penting atau emosional dari sebuah adegan. Akan tetapi harus diingat lebih baik menampilkan kepala orang secara utuh daripada tidak menampilkan dagu orang, apalafi pada saat mereka berbicara.

* Extreme Close up ( ECU)

Gambar ini biasanya digunakan untuk menunjukkan detail, dan lebih menunjukan emosional yang akan disampaikan dari obyek.

Aturan Sepertiga

Panduan yang baik untuk komposisi gambar adalah menggunakan aturan sepertiga, artinya kita harus membayangkan frame kita (gambar yang diambil kamera kita) terbagi menjadi tiga bagian. Aksi / perbuatan dan obyek ditempatkan tepat ditengah irisan garis maya vertikal dan horizontal, penempatan ini akan membuat gambar jauh lebih menarik. Jangan menempatkan orang yang kita rekam di tengah frame hanya karena kita merasa dia cukup penting. Akan jauh lebih baik kita menempatkannya di horizon atau 2/3 bagian dari atas frame atau 2/3 bagian dari bawah frame. Jika kita merekam orang yang sedang berdiri disebuah adegan yang ukup lama berlangsung, akan sangat baik jika kita menempatkan orang tersebut sedikit lebih ke kiri atau ke kanan dalam frame. Pengaturan ini akan memungkinkan orang tersebut berbicara menghadap bagian / ruang kosong di dalam frame. Ruang itu disebut ruang untuk hidung (nose room).

Mendapatkan Gambar Berkualitas Baik

Fokus

Membuat gambar setajam mungkin adalah hal yang sangat penting. Hampir di semua kamera dilengkapi fasilitas fokus otomatis (auto focus). Di banyak situasi, fasilitas ini akan menjamin apa yang kita rekam memiliki ketajaman yang fokus.

Kapan Menggunakan Fokus Manual

Jika kita merekam gambar obyek yang banyak atau bergerak, atau jika obyek terletak baik dilatar depan maupun belakang, kamera bisa jadi akan bingung dan sulit menentukan fokusnya dan akan terus-menerus berusaha macari fokus pada satu gambar. Dalam situasi seperti ini beralihlah ke fokus manual, secara manual tentukan fokus pada obyek pokok. Di kondisi yang rendah cahaya, fasilitas fokus otomatis akan terus-terus "berburu" untuk mengalokasikan suatu obyek yang bisa menjadi fokus. Hal ini terjadi karena kamera membutuhkan intensitas cahaya yang mencukupi untuk bisa menemukan garis tepian obyek yang akan digunakan untuk menentukan titik utamanya. Dalam situasi seperti ini, fokus manual hanyalah satu-satunya piihan.

Memperbesar (zoom) dan memfokuskan

Semakin kita mendekatkan obyek (zoom in) semakin sempit ruang lingkup obyek yang bisa terekam di fokus. Fenomena ini disebut kedalaman ruang (depth of field). Contohnya, jika kita merekam dengan wide shot sekumpulan orang, maka kita akan menemukan bahwa hampir semua orang masuk ke fokus, tetapi jika kita zoom in atau close up salah satu orang yang ada di gerombolan tersebut, fokus pada orang yang dilatar depan dan belakang akan terlihat lebih lembut atau tidak fokus. Untuk menghidari ini, mulailah proses perekaman dengan zoom in dulu ke salah satu orang yang ingin di tampilkan. Berfokuslah pada orang itu, set kamera kita di fokus manual, kemudian tarik keluar gambar kita untuk mendapatkan wide shot. Ketika kita menggunakan zoom in untuk mendapatkan gambar, fokus akan tetap seperti yang kita inginkan.

TIPS DAN TRIK MENGGUNAKAN KAMERA

Hal hal tehnik dasar penggunaan kamera sebaiknya memang harus kita kuasai namun karena menyangkut bahasa teknis jadi perlu pemahaman lebih dalam,namun ada beberapa hal yang sebaiknya kita perhatikan dan sering kita alami dalam penggunaan kamera baik profesional maupun kamera rumahan,diantaranya:
1.Jangan sering menggunakan zoom
Zoom adalah fasilitas yang memeng memudahkan kita untuk menangkap gambar lebih dekat tanpa kita harus mendekati obyek,tapi ada baiknya kita jangan selalu menggunakannya sebisa mungkin kita mendekati obyek atau jika memungkinan obyeknya mendekati kita,karena dengan menggunakan zoom maka menyebabkan gambar goyang dan sering tidak fokus,jika terpaksa gunakanlah tripod
2.Jangan melawan suber cahaya
Usahakan untuk selalu membelakangi sumber cahaya apalagi jika kita menggunakan kamera (handycam) yang menggunakan auto diagframa,biasanya diagframa selalu mengukur yang lebih terang,jadi akibatnya jika kita melawan cahaya obyek akan terlhat gelap (siluet),kalaupun terpaksa harus melawan cahaya usahakan obyek kita close up (zoom in).
3.Durasi merekam yang tepat
Ketika kita menekan tombol rec usahakan jangan terlalu cepat minimal 10 detik agar orang bisa menikmati gambar kita,dan juga jangan terlalu lama karena akan membuat orang bosan melhatnya kecuali obyeknya memang banyak itupun harus ada pergerakan kamera misalnya:zoom,pan dsbnya
4.Edit by shot
Pikirkan ketika kita menekan tombol rec gambar kelanjutannya apa,karena dengan begitu memudahkan orang yang mengedit gambar apalagi editornya bukan kita,dalam edit by shot ini banyak hal yang kita harus pikirkan misalnya shot terakhir wide shot maka shot selanjutnya medium atau close up
5.Ikuti pergerakan obyek
Ketika mengambil gambar usahakan satu mata di viewfinder dan satu mata lagi melihat sekeliling obyek yang di ambil sehingga kita bisa mengantisipasi pergerakan obyek atau justru ada hal hal menarik di sekeliling obyek
6.Usahkan memakai tripod
Sebisa mungkin memakai tripod kecuali memang di butuhkan pengambilan gambar yang kondisinya tidak memungkinkan memakai tripod
7.Kenali perangkat kamera
Sebelum kita memulai menggunakan kamera untuk merekam usahakan pahami beberapa tombol/fungsi yang ada di kamera anda apalagi anda baru pertama kali menggunakan kamera tersebut,dengan mengenal dan memahami kamera tersebut dapat mengurangi kesalahan ketika mulai bekerja
8.Jangan Pergunakan efek pada kamera
Kamera kamera terbaru biasanya memang di berikan fasilitas fasilitas yang banyak,satu di antaranya adalah fasilitas efek gambar,misalnya efek strobo,efek sepia,efek stil foto dsbnya,untuk cameraman pemula biasanya sering banget menggunakan efek efek ini,namun ada baiknya jangan di pergunakan karena akan menyulitkan editor,lebih baik efek di berikan nanti pada saat editing
Jenis Jenis Camera video


Jenis camera saya bedakan menjadi 3 yaitu:
1.Camera profesional
2.Camera Consumer
3.Camera CCTV
char-jenis-camera
Camera profesional:adalah camera yang banyak di gunakan oleh kalangan profesional seperti Televisi,PH dan Orang orang yang menggunakan camera tersebut untuk merekam kemudian mempublikasikannya.
Camera ini terdiri dari 2 jenis yaitu: Camera studio (pedestal camera) dan camera portable (handheld)
Camera Consumer adalah camera yang sering di gunakan oleh kebanyakan orang rumahan,biasanya berfungsi sekedar untuk mendokumentasikan acara keluarga dan di pakai sendiri jenis camera ini antara lain:Handycam,formatnya Video 8,vhs-c,dan mini DVmini
Camera CCTV adalah camera yang di gunakan untuk memonitor keadaan suatu ruangan/area misal:camera ruang ATM,gedung dsbnya.
 
KOMPONEN BAGIAN CAMERA
Pada dasarnya setiap camera video terdiri dari 3 bagian,yaitu:
1.Lensa
2.Body Camera
3.VTR/recorder
Lensa mempunyai fungsi menangkap obyek secara optik yang menghasilkan gambar dan di teruskan ke permukaan tabung kamera(natinya oleh tabung camera di ubah lagi dari optik ke elektrik).
Jenis lensa di bedakan menurut panjang focalnya (jarak antara pusat optik lensa dengan titik di mana gambar terlihat dalam keadaan focus)
JENIS LENSA
1.Lensa normal
lensa ini biasa di sebut lensa standart karena gambar yang di hasilkan bersifat biasa dan datar tidak ada distorsi/melengkung.
2.Lensa tele
lensa dgn focal length panjang,jika menggunakan lensa ini subyek jadi terasa dekat sehingga kedalaman menjadi kurang.Keuntungan menggunakan lensa ini kita dpt mengambil gambar dari jarak jauh,ruang tajam yang sempit sehingga obyek terlihat lebih jelas.Kerugiannya di samping kedalamnya kurang,goyangan sangat terasa pada hasil rekaman.
3.Lensa wide
lensa dgn focal length pendek,dapat mengambil gambar dgn sasaran yang lebih luas,namun penggunakan lensa wide ini memberikan efek distorsi/melengkung
BODY CAMERA
Body camera ini berisi tabung pengambil gambar (pick up tube) yang berfungsi untuk merubah gambar optik yang di hasilkan lensa menjadi sinyal elektrik.
Di body camera ini biasanya juga di lengkapi dgn beberapa fasilitas camera seperti: white balance,shuuter speed,digital efek dll tergantung jenis camera dan kebutuhannya
VTR/RECORDER
Vtr berfungsi sebagai alat perekam gambar dan suara
Di beberapa camera ada yg recordernya terpisah namun ada juga yang menyatu dgn body camera,kelebihan jika recordernya jadi satu adalah keringanan dan efesiensi waktu.
EDITING VIDEO
EDITING
Editing adalah proses penyambungan gambar dari banyak shot tunggal sehingga menjadi kesatuan yang utuh.Editor menyusun shot shot tersebut sehingga menjadi sebuah scene,kemudian scene di gabung menjadi sequence hingga akhirnya terciptalah sebuah cerita yang utuh.
Jenis jenis editing:
1.editing linear adalah proses pengeditan gambar satu persatu secara berurutan dari awal hingga akhir.Sehingga seandainya terjadi kesalahan dalam menyusun gambar maka kita harus mengulang kembalidari awal.
Contoh :menggunakan 2 buah VTR satu sbg master shot dan satu lagi sbg perekam

2.editing non linear (NLE) adalah proses peneditan gambar secara acak (tidak berurutan).
Pada proses ini kita tidak harus memulai dari awal berurutan hingga akhir.Kita bisa memulainya dari mana saja tergantung materinya mana yang sudah siap.
Contoh: Pinnacle.Adobe premiere,Avid dll

Karena semakin murah dan semakin majunya teknologi computer,maka sekarang ini orang /masyarakat professional lebih banyak menggunakan jenis editing non linear (NLE) untuk melakukan proses editing video,jadi dalam pembahasan ini saya hanya menerangkan proses editing menggunakan computer (non linear editing)

Komentar